Selasa, 04 Agustus 2015

MANUSIA SEBAGAI MAHLUK EKONOMI

     Mengawali pemahaman mengenai manusia sebagai mahluk ekonomi, barangkali perlu mengetahui apa yang disebut dengan prinsip ekonomi. Prinsip ekonomi dapat dijelaskan seperti berikut ini. Cobalah perhatikan perkembangan kehidupan manusia sejak roda pertama kali ditemukan. Manusia menciptakan roda karena sebelumnya ia merasakan bawha memindahkan berbagai keperluan hidunya dari satu tempat ketempat lainnya dengan menggunakan tenaganya sendiri atau tenaga binatang, ternyata banyak sekali menyita waktu yang ia miliki.Ia juga melihat bahwa tenaga yang dikeluarkan untuk aktifitas tersebut terlampau banyak sehingga ia sering kali kehabisan tenaga untuk melakukan kegiatan lainnya.
      Melalui daya cipta dan karya yang dimiliki, iapun berhasil membuat roda. Hasilnya, kegiatannya lebih mudah dan cepat diselesaikan dan ia memiliki cukup waktu untuk melakukan kegiatan lainnya. Sesudah itu iapun memadukan roda dengan binatang, maka ditemukannlah kereta kuda.Kendatipun kereta roda saja tidak memuaskannya, karenanya iapun memulai berusaha untukmenemukan cara yang lebih baikdan lebih sedikit menggunakan tenaganyatetapi dapat menyelesaikan lebih banyak pekerjaannya.
       Sejak munculnya revolusi industri yang dimulsi di inggeris sekitar tahun 1700-an , manusia berhasil menciptakan mobil dalam jumlah banyak. Berkat mobil ini, manusia dapat melakukan banyak kegiatannya tanpa harus mengeluarkan banyak tenaga. Tidak sampai disana sebab sampai saat ini manusia akhirnya berhasil menemukan pesawat, kapal laut, bahkan pesawat luar angkasa. Semua kemajuan teknologi sangat menolong manusia melakukan kegiatannya tanpa harus mengeluarkan banyak tenaga dan tubuhnya.
       Benang merah dari contoh diatas adalah kenyataan bahwa manusia selalu berusaha untuk menemukan cara terbaik agar mereka dapat menemukan hasil sebesar-besarnya dalam hidupny dengan sedikit pengorbanan yang diperbuat. Dengan kata lain prinsip ekonomi adalah pengorbanan sekecil-kecilnya yang dilakukan manusia untuk menuai keberhasilan yang sebanyak mungkin.Makanya dikatakan manusia adalah makhluk ekonomi atau homo ekonomicus karena dalam setia kehidupannya, manusia tidak pernah terleas dari perinsip ekonomi ini. Barangkali dengan dasar inilah sehingga dikatakan pula bahwa manusia terlahir kemuka bumi dengan sifat tidak pernah puas sehingga setiap saat ia selalu termotivasi untuk berusaha denga harapan meraih hasil sebesar-besarnya dengan pengorbanan sekecil-kecilnya. inilah yang menyebabkan sehingga manusia sebagai makhluk ekonomi. Senantiasa berusaha secara terus menerus tampa kenal rasa jenuh dengan menempuh pebagai macam cara sekalipun mereka harus menggunakan tenaga orang lain dalam rangka mencaai tujuan yakni mendapatkan hasil yang sebanyak mungki dengan pengorbanan tenaga sekecil mungkin.   
        Manusia sebagai makhluk ekonomi menurut para ahli memiliki 3 hal penting didalam dirinya, yakni; penalaran, kepentingan, dan informasi. 
penalaran, dalam kamus besar bahasa indonesia, kata penalaran berarti (1) cara menggunakan nalar, pemikiran atau yang berpikir logis,(2) hal mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan dengan perasaan,(3) proses mental dalam mengembangkan pikiran dari beberapa pakta dan prinsip.
         Jika diperhatikan segala upaya manusia untuk meningkatkan taraf hidupnya demi kemakmuran hidupnya, dapat kita lihat bagaimana manusia selalu menggunakan nalarnya untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Dari contoh sebelumnya kita lihat bagaimana dari ide sebuah roda dapat berkembang menjadi eralatan transfortasi lainnya. Meskipun manusia membutuhkan manusia lainnya dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari, tetapi manusia tetap memiliki untuk menentukan nasibnya sendiri. Secara pribadi, manusia harus memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya.

Kita tentu paham bahwa setiap manusia mempunyai kebutuhan yang beraneka ragam. Setiap manusia butuh makan dan minum agar tetap hidup serta membutuhkan pakaian untuk menutupi auratnya. Manusia juga butuh rumah sebagai tempat berlindung. Pendidikan, kesehatan, hiburan, dan kebutuhan lainnya juga diperlukan manusia agar hidup lebih layak. 
         Dengan keberagaman kebutuhan manusia sehingga manusia termotivasi untuk senantiasa berupaya terus menerus untuk memperbaiki hasil penemuannya dengan nalar yang ia miliki. Ia rela melakukan percobaan terkadang dengan biaya sendiri ataupun biaya dari sponsor sekaligus membuat analisis atas apa yang telah dikerjakan. Suaatu pertanda bahwa manusia senantiasa berusaha agar supaya daya nalarnya dapat bermamfaat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik sendiri maupun orang banyak.
        Perhatikan pula berbagai penemuan ilmiah yang berhasil dicapai manusia. Akan terlihat bahwa tidak satupun dari penemuan itu yang melibatkan kegiatan bernalar. Sesengguhnya, mulai dari kegiatan sederhana sampai rupit sekalipun, kita kita tidak pernah berhenti menggunakan nalar. Bahkan ketika hendak membeli buku ,kita telah bernalar untuk memilih buku mana yang terbaik untuk kita.Para pejabat bank indonesia juga menggunakan nalarnya untuk mengambil keputusan penting mengenai beraa banyak jumlah uang yang harus dicetak, menentukan jumlah pinjamanbagi bank-bank swasta di indonesia, juga bersama-sama dengan menteri keuangan dalam menetapkan berbagai kebijakan moneter lainnya. Mengapa demikian
karena Untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut, manusia butuh uang. Untuk mendapatkan uang, manusia harus bekerja. Setelah bekerja dan mendapatkan uang, uang itu kemudian digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Di samping itu, uang tersebut ditabung untuk kebutuhan-kebutuhan yang akan datang. Jadi, manusia selalu penuh perhitungan dalam hidupnya. Karena itulah manusia disebut makhluk ekonomi (homo economicus) karena manusia selalu memikirkan upaya untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi.

    Sebagai makhluk ekonomi manusia selalu bertindak rasional yaitu selalu memperhitungkan sebab akibat dalam mengambil suatu keputusan dalam rangka pemenuhan kebutuhannya sehingga tidak merugikan dirinya sendiri. Namun makhluk ekonomi bukanlah makhluk egois yang hanya mementingkan dirinya sendiri dan mengorbankan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya, ia tetap bertindak sebagai makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk ekonomi memiliki ciri- ciri yaitu:(1).Cenderung melakukan tindakan ekonomi atas dasar kepentingan sendiri, (2).Cenderung melakukan tindakan ekonomi secara efisien ( selalu memikirkan perbandingan antara apa yang dikeluarkan dengan apa yang akan dihasilkan).(3).Cenderung memilih suatu kegiatan yang paling dekat dengan pencapaian tujuan yang diinginkan.
      Ketiga kecenderungan ini disebabkan karena kebutuhan atau keinginan manusia yang selalu bertambah sedangkan sumberdaya / pemuas kebutuhan sifatnya terbatas.
Adapun faktor yang mempengaruhi perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhannya adalah:
A.Faktor Intern:(1).Sikap dan gaya hidup,(2).Selera (3).Pendapatan (4).Intensitas kebutuhan
B.Faktor Ekstern ;(1).lingkungan,(2).Adat istiadat,(3).Kebijakan pemerintah,(4).Mode / Trend,(5).Kemajuan teknologi dan kebudayaan,(6).Keadaan alam
Kepentingan, Dalam tiap aspek dalam kehidupan, manusia senantiasa melakukan terbaik berdasarkan kepentingan pribadinya. Kita belajar dengan serius agar supaya kita menjadi orang pintar dan cerdas. Akhirnya dengan kecerdasan yang dimiliki dapat memenuhi berbagai kebutuhan hidup kita.Pada saat yang sama, tanpa kita sadari, dengan belajar giat, kitapun memenuhi kebutuhan rohani kita untuk terus bertambah. Dengan beragamnya kepentingan manusia maka sikapp toleransi dalam kehidupan sosial manusia adalah suatu kemutlakan.
        Dengan sikap toleransi dan belas kasih yang kita dapat dirumah dan disekolah kita pun belajar untuk menghargai berbagai kepentingan orang lain itu.Dari uraian ini kita dapat menyimpulkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia mendasarinya atas kepentingan diri pribadinya.
Imformasi, Hal yang ketiga yang terdapat dalam diri manusia sebagai makhluk ekonomi menurut para ahli adalah imformasi, untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya, manusia memerlukan informasi penting sebelum ia menentukan keputusan mana yang akan diambil. Semakin relevan dan akurat informasi yang ia peroleh semakin besar pula kemungkinan untuk menetukan keputusan yang terbaik bagi dirinya.Oleh karena itu informasi bagi manusia sebagai makhluk ekonomi merupakan suatu kemutlakan untuk dijadikan dasar untuk melangkah.Terutama sekali dalam menatapkan sebuah kebijakan yang akan ditempuh.Semakin valid data informasi yang diperolehy maka dapat dipastikan keputusan yang diambil sangat bermanfaat.Akan tetapi manakala informasi itu tidak valid maka secara pasti akan mengalami hambatan dalam menetukan langkah dan bahkan akan menyesatkan.
     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar